Kamis, 17 Juni 2010

Badan Yang Terbujur Kaku Saat Menutup Usia

Nama : Amalia sari
Nim : 2007 112 111
Kelas : 6.C

Tema : ”Badan yang terbujur kaku saat menutup usia.” Seorang laki-laki parubaya yang meningggal dunia dengan badan yang terbujur kaku karena digerumuni berbagai penyakit menjelang usia senja akibat banyaknya dosa yang dilakukanya.

Amanat : Mengajarkan kita bahwasannya seseorang yang hidup di dunia ini haruslah takut dengan dosa yaitu dengan mematuhi perintah agama dan
Menjahui segala larangan agama.


Badan Yang Terbujur Kaku Saat Menutup Usia
Di sudut kota sumatera selatan hiduplah seorang laki-laki parubaya sebut saja Hasan yang bekerja sebagai pegawai swasta dari sebuah instansi pemerintahan. Dia bekerja sampingan sebagai tukang rentenir, walaupun harta yang di milikinya berlimpah dia tidak segan untuk mengembangkan uangnya ke jalan yang haram. Istrinya Fatimah merupakan wanita berjilbab yang soleha dan memiliki paras cantik berhati lembut dia hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Pagi hari menjelang rutinitas saat-saat orang sibuk bekerja hasan yang keluar dari rumahnya di perumahan elit di jalan bangau dengan mengendarai mobil mewah bermerek mersi dia tampak seperti juragan kaya. Sebelum dia bekerja sebagai rentenir, hasan datang dulu ke tempat bekerjanya di lembaga pemerintahan. Siang hari hasan mulai beraksi setelah makan siang untuk mencari informasi kepada orang lain yang ingin berhutang kepadanya. Suatu ketika hasan mendapatkan informasi kalau ada yang ingin berhutang dengannya mendengar kabar itu hasan bergegas menghampiri orang yang ingin meminjam uang kepadanya sebut saja zubaidah seorang wanita parubaya yang janda beranak empat maka di datanginya janda tua itu. Dengan mengendarai mobil mewah dia datang menghampiri wanita itu dan sampailah dia di perkampungan talang keramat kecamatan sako. Tuan hasan pun mengetuk pintu rumah zubaidah dan dia mengucap salam ” assalammualaikum” zubaidah menjawab ” waallaikum salam ” hasan kembali berkata ” kamu ibu zubaidah ?” zubaidah kembali menjawab ” ya saya zubaidah, ada keperluan apa ya pak ?” ” katanya kamu mau meminjam uang?” jawab hasan , dan janda tua ini kembali menjawab ” ya tuan saya memang butuh sekali uang untuk biaya sekolah keempat anaknya” hasan kembali berkata ” berapa uang yang kamu perlukan ?” ”dua juata tuan ” ” baiklah itu gampang akan saya penuhi keinginanmu asal ada syaratnya ?’
”apa tuan ?” jawab zubaidah, kemudian hasan kembali menjawab ” kamu harus membayar bunga sebanyak 50% setiap bulanya dan apabila tidak melunasi cicilan hutang maka surat rumah beserta isi akan menjadi milik saya, bagaimana setuju tidak ?” Wanita tua iyu kembali menjawab ” ya pak saya akan penuhi persyaratanya ” .
Keesokan harinya hasan seperti biasa menjalankan rutinitas kegiatan sehari- harinya dengan bekerja di kantor dan menjadi rentenir juga. Sudah banyak korban yang telah di rampas hartanya akibat tidak dapat melunasi hutang- pihutang pada tuan hasan.
Satu bulan pun berlalu saatnya hasan menagih janji zubaidah untuk mengambil uang cicilan hutangnya. Hasan mengendarai mobil mewahnya ke rumah zubaidah dan diketuknya pintu rumah zubaidah ” assalam mualaikum ” hasan memberi salam, dan janda itu menjawabnya ” waalaikum salam ” sebelum membuka pintu rumahnya zubaidah mengintip dari dalam rumahnya bahwa tuan hasan yang datang itu padahal uang untuk membayar hutangnya belum ada rasa takut menghantui zubaidah bersama keempat anaknya, dan di bukanya pintu rumahnya ” waalaikum salam, ada apa tuan ?” hasan menjawab ” mana janjimu zubaidah katanya kamu ingin membayar cicilan uang dan bunganya hari ini karena sudah satu bulan !” ” tapi tuan uang nya belum ada karena kemaren saya mengalami phk di pabri tuan” jawab zubaidah. Hasan kembali berkata dengan nada kasar dan lantang ” apa kamu belum ada uang seperti janji yang kamu setujui kamu harus menyerahkan surat rumah dan isinya karena kamu tidak dapat melunasi hutang- hutang” ” jangan tuan nanti saya dan anak saya tinggal di mana kalau rumah ini di sita serta isinya ?” sambil menangis dia memohon dan berlutut di kaki tuan hasan. Laki- laki rentenir itu menyeret dan mengabrak –abrik seisi lemari dan di temukannyalah suarat akte tanah dan rumah maka di usirnyalah zubaidah bersama keempat anaknya.
Malam hari zubaidah berjalan di sudut keramaian malam di jalan kenten laut di temukannya sebuh gubuk kecil di pinggir perkebunan sayur dia beristirahat bersama keempat anaknya dan di lihatnya sebuah rumah sederhana tidak berjauhan dari gubuk dan kebun sayur itu karena lapar dan haus di ketunyalah pintu rumah itu dan dia mengucap salam ” assalamualaikum ” di jawab oleh penghuni rumah itu ” waalaikum salam, ada apa ya bu malam-malam begini mengetuk rumah saya mau cari siapa ?” dan janda tua itu kembali menjawab ” bolehkah saya minta segelas air dan sepiring nasi, saya lapar dengan keempat anak saya ?” dan penghuni rumah itu pun menyuruh zubaidah dan keempat anaknya untuk masuk. ”ya boleh silakan masuk dan tunggu sebentar saya ambilkan makanan dan minum!” dan dengan lahap wanita tua itu makan dan menghabiskan satu bakul nasi karena lapar dan haus keempat anaknya pun menyantap makanan dan lauk yang di sediakan. ”trima kasih ya nak kamu telah memberi kami makan” tati dan arif sebutan kedua pasangan muda suami istri ini ”ya sama-sam bu, kenapa ibu bisa kelaparan dan tidak ada tempat tinggal semalam ini, di mana keluarga ibu ?” dan zubaidah pun menceritakan yang terjadi dalam hidupnya ”tadi siang saya di usir rentenir karena tidak dapat melunasi hutang- pihutang untuk biaya keempat anak saya bersekolah jadi kami di usir dan di ambil surat tanah di rampas rentenir jahat itu, saya sebatang kara keluarga saya
Jauh di jawa. Saya janda nak suami saya sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu, jadi sayalah penopang tulang punggung keluarga. Mendengar cerita itu pasangan suami istri ini pun perihatin melihat nasib ibu tua ini dan dia berkata ” untuk sementara waktu ibu tinggal di rumah saya saja dengan keempat anak ibu, bagaimana ?” dan janda tua itu menjawab ” ya terimakasih nak kamu memang pasangan suami istri yang baik, tapi anak-anak saya sudah dua hari tidak masuk sekolah” dan pasangan suami istri itu menjawab ” sementara waktu kami bantu biaya sekolah anak ibu yang sd, smp, sma, bagaimana?” ” baiklah nak terima kasih semoga allah membalas budi baik kalian ” ” amin bu” jawab suami istri ini.
Keesokan harinya pasangan suami istri ini mulai memanen sayuran dan mengambil hasil tambak ikannya di pinggir lahan rumahnya untuk di jual di pasar. Zubaidah pun bergegas bangun dengan keempat anaknya yang sd, smp,sma dan membantu pasangan suami istri itu. ” ibu sudah bangun ” kata pasangan suami istri itu
’ ya nak ” jawab zubaidah dan pasangan suami istri itu menyuruh anak serta zubaidah untuk sarapan pagi ”silakan sarapan bu dengan anaknya, kami sedang memanen hasil sayuran dan ikan untuk di jual ke pasar ” ” ya nak tapi kami ingin membantu kalian ” jawab zubaidah ” ya silakan” selesai membantu pasangan suami istri itu mereka pun sarapan bersama di meja makan sambil becerita ” ibu mau mencari pekerjaan nak ” ” ya silakan bu ” kata istri rangga dan keempat anaknya pun mandi dan bergegas berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki yang tidak jauh dari rumah itu.
Zubaidah pun mencari pekerjaan sesampainya di salah satu jalan di dekat sako kenten di lihatnya ada sebuah pabrik roti dan dia melamar pekerjaan ketika dia ingin masuk di lihatnya ada seorang penjual korang di warung dekat pabrik itu di sana di bacanya ada seorang laki-laki bernama hasan yang tidak lain rentenir jahat itu meninggal dunia akibat kecelakaan tertabrak teronton dan mobil mewahnya masuk di jembatan penyebrangan musi dua, mayatnya pun di temukan terbujur kaku dan mengambang di sungai musi. Rasa iba pun menghapiriunya manakala di dengarnya bahwa rentenir hasan itu telah meninggal. Dia pun bergegas melayak dan mendatangi rumah hasan dan di lihatnya di penuhi pelayat yang datang. Di sana dia bertemu laila istri hasan dan dia meminta maaf kepada semua orang yang pernah di jahati suaminya, surat rumah zubaidah pun di kembalikan kepanya dan zubaidah bergegas pulang untuk mengajak keempat putrinya pulang kerumah dan berterima kasih kepada rangga dan istrinya yang telah memberi tumpangan selama dalam kondisi sulit. Zubaidah pun hidup bahagia bersama keempat putrinya. Dan rentenir jahat itu meninggal terbujur kaku mayanya di usia senja akibat kecelakaan maut di musi dua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar