Selasa, 22 Juni 2010

TSUNAMI

Nama : SRI IDAYANI
Nim : 2007112112
Kelas : VI.C



Enam tahun berlalu Sumatera Utara dan Nanggro Aceh dilanda bencana yang maha dahsyat, badai tsunami setinggi pohon kelapa yang memporak-porandakan saat itu menelan ribuan korban. Banyak sekali keluarga yang kehilangan tempat tinggalnya dan meninggal oleh keganasan gelombang laut, baik itu anak kecil maupun orang tuanya yang hidup sebatang kara, karena sanak saudaranya meninggal ditelan ombak.
Tepatnya tanggal 26 Desember 2004 badai tsunami meluluhlantakkan Aceh, itu tidak hanya Aceh saja yang menjadi korban tetapi, sebagian Singapura juga porak-poranda saat itu. Banyak korban yang meninggal disemayamkan secara masal karena korban-korban ditemukan beberapa hari setelah terjadinya tsunami tersebut, sehingga mayatnya ditemukan sudah tidak bisa dikenali lagi bahkan sudah membusuk.
Gempa tektonik 5,2 Skala Richter mengguncang sebagian wilayah Provinsi Sumtera Utara, guncangan gempa sangat terasa. Hasil analisis sementara Badan Meteorologi Geofisika (BMG) menyebutkan bahwa pusat gempa yang memyebabkan tsunami barada di perairan Aceh Barat. Akibat gempa tektonik tersebut muncullah bencana susulan yang lebih hebat, yaitu gelombang tsunami.
Anehnya badai yang maha dahsyat itu tidak meruntuhkan mesjid yang berada di tengah-tengah kota Aceh, padahal apa yang ada di sekeliling mesjid tersebut porak-poranda semua. Sungguh suatu keajaiban, mungkin Allah memberikan peringatan bagi umatnya agar umat manusia senantiasa mengingat Allah. Karena manusia banyak sekali melanggar apa yang tidak dilakukan atau bahkan merusak alam sekalipun, sebaiknya alam itu harus dijaga tidak untuk dirusak. Tidak hanya keajaiban itu saja, karena ada seorang anak kecil seluruh badannya utuh tidak ada yang luka padahal semua bangunan di sekitarnya hancur, sungguh suatu keajaiban.
Di Aceh ada sebuah penampungan anak yang khusus untuk menampung anak-anak yang menjadi korban tsunami. Anak-anak tersebut dibiayai oleh pemerintah, sehingga anak-anak tersebut tidak terlantar karena mereka tidak ada siapa-siapa lagi di dunia ini. Mereka adalah generasi-generasi muda penerus bangsa yang mempunyai ahli dalam dirinya masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar