Jumat, 25 Juni 2010

HANDPHONE BARU

Karya Sri Idayani




Pelaku:
Bayu sebagai orang tua
Sinta sebagai anak Bayu
Siti sebagai pembantu rumah tangga
Rangga sebagai adik Sinta
Maryam sebagai isteri Bayu


Di sebuah rumah. di teras rumah, duduk di kursi rotan orang tua dan anak perempuannya Sinta.
Sinta : “Pa… Sinta minta dibeliin handphone dong Pa…”
Orang tua : “Handphone kamu kan baru Papa beli bulan kemarin, apa
sudah rusak atau karena ada merk lain yang lebih bagus.”
Sinta : “Iya Pa, Sinta kan mau keluaran baru Pa. lagian teman-teman
udah pada baru semua Hpnya”
Orang tua : “Papa mau belikan Sinta Hp baru. Tapi, ada syaratnya?
Sinta : “Apa Pa syaratnya.”
Orang tua : “Sinta harus lebih rajin lagi belajarnya biar Sinta bisa masuk
Perguruan tinggi”
Sinta : “Oh, itu pasti Pa.”
(tiba-tiba keluar isteri Bayu dengan membawa makanan dan minuman)
Isteri Bayu : “Asyik benar ngobrolnya, memang lagi ngobrolin apaan?”
Orang tua : “Ini Ma,,, Sinta minta dibeliin Hp baru.”
Sinta : “Iya Ma. Bolehkan Ma”
Isteri Bayu : ”Iya boleh. Tapi, belajarnya digiatin lagi biar kamu bisa
masuk perguruan tinggi negeri.”
Orang tua : “Dengerin tuhh, jangan maunya dibeliin Hp melulu. Sambil
Ngeledekin Sinta.”
(Tiba-tiba Rangga pulang dari latihan basket, dengan menyandang tas di punggungnya)
Rangga : “Tumben nih pada ngumpul, rapatin apaan nih? Atau lagi
Nunggu Rangga ya ?”
Sinta : “IHh… Ge-er amat sih, siapa lagi yang nunggu kedatangan
Lho.”
Orang tua : “Gimana latihannya hari ini?”
Rangga : “Ya gitulah Pa, pelatihnya bilang kalau Rangga makin
Bagus latihannya.”
Isteri Bayu : “Bagus itu tingkatin lagi latihannya.”
Rangga : “Rangga mandi dulu Ma… Pa… gerah keringat semua nihh.”
(waktu menunjukkan pukul 11.45 keluar dari dalam rumah pembantu rumah tangga)
Pembantu rumah tangga : “Tuan, Nyonya, Non Sinta. Santap siang sudah Siti siapin
Di meja makan.”
Isteri Bayu : “Iya sebentar lagi kami masuk Siti”
Orang tua : “Sinnn... coba liatin dulu adikmu sudah kelar mandinya
Dia kan lama sekali tuhh,,, mandinya”
Sinta : “Iya Pa. (sambil berlalu dari tempat duduknya menuju
Kamar atas)
Sinta : “Dek… Dek… dipanggilin Mama, Papa tuhh,,, makan
Siang sama-sama.”
Rangga : (dengan bermalas-malasan membuka pintu kamarnya)
Ngapain sihh Kak,,,
Sinta : “Dipanggilin sama Papa Mama. Makan siang sama-sama.
Ditungguin di bawah, cepetan udah laper nihhh”
(di ruang meja makan tampak orang tua, dan isterinya duduk menanti kedua anaknya untuk makan)
Bayu : “loh koq lama banget, coba Ma… panggilin dulu anak-
Anak”
Isteri Bayu : “Iya Pa.. bentar ya Pa. (sambil berlalu menuju kamar atas)
Rangga…. Sinta. Koq lama banget Papa kalian sudah
Nungguin dari tadi tuhhh”
Rangga, Sinta : “Iya Ma. Ini Ma, adek nih diajakin dari tadi ehhh… dia
Malah curhat sama Sinta Ma.”
Isteri Bayu : “Rangga. nanti saja kenapa curhatnya, kan dipanggilin
Untuk makan.”
Sinta : “Syukurin dimarahin tuhhh. Lagian udah dibilangin, Ehhh
Malah ngeyel”
Isteri Bayu : “Sudah… sudah. Kasian tuhh Papamu sudah nungguin dari
Tadi”
(Ketiganya menuju meja makan yang ada di bawah)
Orang tua : “lain kali kalau dipanggilin itu cepetan, masih untungan
Papa kalau teman kalian gimana. Tidak terima digituin
Jadinya kan bisa salah paham nanti”
Rangga : “Iya Pa. memang Rangga yang salah”
Orang tua : “Sudah, makan dulu. Jangan diulangi lagi seperti itu”
Rangga : “Iya Pa.”
(sehabis makan masing-masing keluarga Bayu sibuk dengan aktivitas masing-masing. Rangga dan Sinta belajar di kamar masing-masing, dan Isteri Bayu nonton sinetron kesayangannya di ruang tengah, sedangkan Bayu sendiri asyik dengan pekerjaan kantornya di ruangan khusus.)


(Pagi yang cerah keluarga Bayu dibangunkan oleh kokokan ayam, dan seperti biasanya jam 04.00 subuh mereka sudah bangun semua untuk menjalankan shalat subuh berjamaah. Setelah itu mereka sibuk masing-masing ada yang menyiram bunga di halaman rumah, sedangkan isteri Bayu dan pembantunya sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi. Dan tepat pukul 07.00, Bayu dan kedua anaknya Sinta dan Rangga mulai beraktivitas.)
Rangga, dan Sinta : “Ma… Rangga pergi sekolah” (berjabat tangan dan mencium
Pipi kiri kanan Mamanya, seperti biasanya kalau mau
Bepergian”
Orang tua : “Papa berangkat Ma. Mama hati-hati di rumah”
Isteri Bayu : “Papa sama anak-anak juga hati-hati di jalan” (sambil
Berjabat tangan dan mencium pipi kanan suaminya)
(deru mobil pun bergema sampai hilang di kelokan jalan Isteri Bayu malihat mobil yang dikendarai suaminya, lalu Ia masuk kembali ke dalam rumah yang besar itu)


(tiba pukul 14.00 Bayu pun ingat bahwa Ia sudah janji pada anaknya untuk membelikan Hp. Tapi, ini tidak adil jika Sinta saja yang akan dibelikan, lalu Ia pergi dari kantornya menuju mall terdekat. Tidak susah juga mencari Hp yang diinginkan Sinta karena counter yang ada di mall itu menjual beraneka Hp. Sudah dapat apa yang dicarinya lalu Bayu pun pulang ke rumah)

(tiba di depan rumah Bayu pun mengklakson, kemudian Siti membukakan pintu pagar)
Orang tua : “Siti apakah Sinta dan Rangga sudah pulang?”
Pembantu rumah tangga : “sudah tuan, sekarang kayaknya lagi tidur siang tuan.”
Orang tua : “Ohh begitu. (masuk ke dalam rumah)
(mendengar Papanya sudah pulang, lalu Sinta pun bangun dari tidurnya, dan bergegas ke kamar mandi cuci muka. Setelah Ia tahu kalau Papanya sedang duduk santai, Ia pun menghampiri Papanya)
Sinta : “udah lama pulangnya Pa. (sambil merayu Papanya)
Orang tua : “gak juga. Siti bilang kalau kamu tidur, koq udah bangun?”
Sinta : “Sinta udah dari tadi tidurnya Pa. kan gak boleh tidur lama-
Lama Pa”
Orang tua : “Udah lama tidur apa ada yang ditunggu?”
Sinta : “Ya. Dua-duanya Pa.”
Orang tua : “Sebentar Papa ambil dulu.” (sambil berlalu menuju ruang
Kerjanya)
Sinta : (senang sekali mendengar apa yang dikatakan Papanya)
Orang tua : (membawa bungkusan) “punya adikmu satu, punyamu satu
Hpnya. Biar nanti tidak ada kecemburuan sosial”
Sinta : (mulai membuka bungkus dan kotak Hp) terimakasih
Banyak ya Pa.(sambil mencium pipi Papanya)
Orang tua : “Tapi harus ingat belajarnya digiatkan lagi biar bisa masuk
Perguruan tinggi negeri.”
Sinta : “Pasti Pa.”

(setahun kemudian, Sinta pun lulus SMA dengan nilai yang cukup baik. Bearti selama ini nasehat orang tuanya menjadi semangat tersendiri baginya, Ia pun lulus dengan nilai yang cukup baik. Dan itu artinya Ia akan masuk perguruan tinggi negeri.)

Palembang, 21 Juni 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar