Jumat, 25 Juni 2010

Laki-laki Pekerja Keras

Nama : Amalia Sari
Kelas : VI.C
Nim : 2007112111

Tema : Menceritakan seorang laki-laki parubaya yang pekerja keras dia berasal dari sumatera selatan.
Amanat : Mengajarkan kita agar menjadi manusia pekerja keras dan selalu mensyukuri nikmat yang dari Allah SWT.


Laki - Laki Pekerja Keras

Hiruk pikuk suara berbagai macam jenis kendaraan dengan berbagai macam merek kendaraan mulai dari yang lama sampai yang terbaru. Berdiri sosok pria separu baya dengan sebatang kail bernuansa hijau memakai peci sedikit lusuh penuh penantian dan harapan.
Dia bernama Pak Agus seorang laki- laki asli palembang dengan nama lengkap Ki Agus Nung Cik. Tiap hari Pak Agus selalu setia menjumpai sungai musi dengan di temani sebatang kail kesayangannya. Pak Agus sudah terbiasa hidup di bawah panasnya terik matahari . Selain memancing Pak Agus biasanya bekerja sebagai seorang tukang kuli panggul di pasar 16 Ilir demi beberapa ribu uang untuk memberi sesuap nasi kepada keluarganya.
Tapi pagi ini Pak Agus memutuskan memancing di singai musi, karena dia berharap akan mendapatkan ikan yang dapat dijadikannya lauk makan. Pak Agus seorang laki- laki yang pekerja keras demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Di kehidupannya sehari- hari pun dia dikenal ramah, sopan- santun dengan orang lain. Biasanya aktivitas menjadi kuli panggul itu di lakukannya pagi hari. Tapi hari minggu ini dia paginya ingin memancing karena salah satu hobbynya, beberapa menit kemudian kail itu pun berhasil mengail ikan belida berukuran besar hatinya pun merasa senang manakala dia mendapat sebuah ikan berukuran lumayan besar. Setelah memancing pagi hari ia pulang kerumahnya yang tidak jauh dari sungai musi ya dengan menggunakan ketek atau angkutan tangga buntung pun dia sampai di rumahnya.
Sesampainnya dia di rumah dengan mengendarai ketek milik sahabatnya dia pun segera memberi hasil pancingannya kepada istrinya yang bernama roidah seorang ibu rumah tangga yang bekerja menjadi pembantu rumah tangga demi membantu mencukupi kebutuhan hidupnya dia pun ikut banting tulang membantu suaminya mencari sesuap nasi. Siang hari dia mulai bekerja kembali menjadi kuli panggul di pasar 16. Dengan semangat Ia melangkahkan kakinya dengan mengendari ketek milik sahabatnya dia menelusuri sungai musi yang tampak indah dan perahu ketek itupun stop di pinggiran bkb dengan berjalan kaki dia berusaha mengangkat di panggulnya sebuah bambu kerontong yang di gunakannya sebagai alat untuk mencari uang dan sampailah dia di pasar 16 siang itu pelanggan pertamanya seorang wanita tukang keridit yang berbelanja baju untuk di keredikannya kembali namanya Rosdiana wanita baik ini pun memanggil Pak Agus dan dia berkata ” Pak- pak sini tolong bawakan saya baju satu karung ini kesimpang depang sana saya ingin naik angkutan umum !” sambil tersenyum pak agus pun menjawab ” ya buk saya antarkan ” lalu wanita itu pun kembali menjawab ” berapa pak yang mesti saya bayar untuk upah membawa barang saya sampai di sana ?” dan Pak Agus menjawab ” Seikhlas ibu memberi saya berapa” wanita itu kembali menjawab ” ya pak tolong bawak barang saya ” . Sesampainya di tujuan pak agus memanggulnya dengan penuh semangat dan dia mendapat upah dua puluh ribu rupiah, pelanggan pertamanya pun bergegas pergi menaiki angkutan umum. Dia tercengang manakalah baru satu kali di beri upah dua puluh ribu rasa senang pun menghinggapi hatinya manakalah uang kerjanya sudah cukup untuk beli beras 2kg untuk anak dan istrinya.
Sepulangnya Pak Agus dari bekerja dengan empat pikulan dia sudah mendapatkan uang enam puluh ribu rupiah hatinya sangat senang dan sebagian uangnya di belikan beras, gula, untuk keperluan dapur di rumahnya. Istrinya pun senang manakala suaminya membawa beras 2kg dan gula 1kg dia pun mendapat uang sisa belanja tiga puluh ribu rupiah sebagai simpanan untuk keperluan dapur esok harinya. Malam hari setelah menyiangi ikan belida istrinya pun memindang ikan tersebut dan memetik daun ubi di samping rumahnya dengan sambal terasi maka lengkaplah makan malam itu bersama keempat anaknya. Dia memiliki dua putri dan dua putra. Putri pertamanya sudah lulus sma dengan biaya beasiswa sedangkan putri kedua serta putra ketiga dan keempat masih smp, dan sd. Biaya yang di dapatkanya dari hasil kuli panggulnya dan istrinya menjadi pembantu rumah tangga selain itu dia juga di bantu anak pertamanya yang bekerja menjadi SPG di salah satu pusat perbelanjaan kota palembang.
Usia Pak Agus pun sudah lanjut dia hanya bisa menopang barang hanya empat pikul tiap harinya. Badanya yang rentah membuatnya tidak bisa lagi memikul sepuluh pikulan setiap harinya. Keesokan harinya dia kembali bekerja menjadi kuli panggul di depan matanya tiba- tiba dia melihat seorang tukang copet yang menjambret tas ibu- ibu dia pun mengejar tukang copet itu lalu dia pun tertusuk pisau bagian lengannya karena mengejar laki- laki copet itu, dia berhasil menyelamatkan tas milik ibu itu. Dan Pak Agus di bawa ke rumah sakit karena bagian lengannya tergores pisau sedikit dan setelah di obati Pak Agus di antarkan di rumahnya istrinya pun sedih bersama keempat anaknya yang melihat suami dan ayahnya luka. Wanita muda itu pun berterimakasih karena telah di tolong rasa berterima kasihya selain mengobati tangannya dia pun memberi sebuah motor untuk Pak Agus karena sudah menyelamatkan uang puluhan juta dari tasnya yang tidak lain wanita itu adalah pemilik toko emas di pasar 16. Pak Agus pun menolak pemberian motoh itu tapi wanita itu bersikeras ingim memberinya motor sebagai alat yang dapat di gunakan untuk bekerjanya sebagai tukang ojek, dia mengatakan ” bapak jangan lagi menjadi kuli panggul karena lengan bapak masih belum sembuh dari sabetan pisau dan masih perih dari jahitan. Bapak pun menerima sebuah motor tersebut dan dia berterima kasaih atas kebaikan wanita muda beranak satu itu yang telah berbaik hati memberikan sebuah motor kepadanya.
Di usia senjanya pun Pak Agus mengganti profesinya dari kuli panggul menjadi tukang ojek kerja keras, kesabaran, keikhlasan, dan sikap ramah dan santunya membuahkan hasil yang maksimal dia mendapat pekerjaan baru dan hidupnya pun bahagia bersama keempat anak dan istrinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar