Sabtu, 26 Juni 2010

KATAKANLAH
By: Yuni leswita

“Uh cpek juga yah”
Melelahkan sekali hari ini sudah beberapa hari ini kerja lebur terus belum lagu tu anak satu Raka tukang usil, suka bikin kesel, tukang onar, nyebelin banget deh pokoknya.(kata Reta dalam hati). Tak lama kemudian Reta pun terlelap dalam tidurnya.
Pagi harinya, ibu Reta membuka gorden kamar Reta, sambil membangunkan Reta.
“Re bangun dah pagi kamu kan hari ini mo kerja”, ibu membangunkan Reta dari tidurnya.
“ ah ibu, masih tanggung bu, masih capek”, Reta menjawab dengan menutup kembali selimutnya sampai kemuka.
ibu Reta berlalu, dan keluar kamar, tuk menyipakan sarapan pagi
Reta hari ini kesiangan ke kantor, karena setalah dibangunkan ibu, Reta ternyata tidur lagi, di kantor Reta bertemu Raka, Si tukang nyebelin tuakang usil. Reta kesel, kenapa dia harus bertemu terus dengan Raka. Gimana g ketemu satu kantor satu profesi, setiap hari kerja bareng.
Reta dan Raka adalah arsitek, setiap hari kerjanya mengambar dan membuat miniatur. Kebetulan sekarang Reta dan Raka ada job membuat miniatur taman kota Palembang dan harus diselaikan dalam waktu dekat. Capek memang tapi ada rasa kebanggaan tersendiri kalau sudah menyelasaikan tugas itu. Dalam masalah pkerjaan Reta dan Raka bisa bekerja secara professional dan dapat bekerja sama, tetapi tidak di luar pekerjaan, setiap hari kerjanya berantem melulu. Apa g’ capek coba.
Sewaktu Reta mo pulang kerja, Raka memanggil.
“Re, lo mau pulang”
“iya emang kenapa” Reta menjwab.
“enak ja lo pulang gitu ja, kita nie masih da kerjaan yang harus diselesaikan, besok nthu bos mau periksa kerjaan kita selama ni”
“ apa g’ bisa besok ja Ka, gw cpek banget, yah please”.
“enak ja lho bilang, ni kerjaan tanggung jawab kita berdua, jd lo jangan pulang dulu”.
Reta memutuskan tidak jadi pulang, dan menyelesaikan miniaur yang mereka buat, hari sudah mulai larut dan pekerjaannya belum selesai juga. Perut Reta sudah mulai memanggil, dari tadi Cuma diisi air ja. Raka masih sibuk merangkai-rangkai miniature mana yang pas dan yang cocok. Ternaya kalau dipandang-pandang raka ganteng juga yah(Reta tersenyum-senyum sendiri).
“ eh lo sudah gila ya, dari tadi gw perhatiin ketawa melulu, dari pada lo ketawa-ketawa mending lo buatin gw minum ja, minum gw dah abis nie”
“enak ja emang gw pembantu lho, bikin sediri, gw g’ mo”
“pelit amat sie jadi orang”
“biarin wekkkkkkk”.
Akhirnya selesai juga, tetapi hari sudah menunjukan pukul 10 malam, Reta dan Raka memutuskan untuk pulang, karena sudah terlalu capek dan lelah Reta dan Raka pun pulang kerumah masing-masing.
Meskipun pekerjaan sudh selesai Reta tetap ke kantor, karena masih banyak pekerjaan yang lain menunggu, karena masih telalu capek jadi hari ini Reta izin tidak masuk kantor dia inggin memulihkan tenaganya dulu baru kerja lagi. Hari ini Reta memutuskan untuk berlibur bersama keluarganya. Meskipun cuam cuti 2 hari, Reta memanfaatkan waktu itu dengan sebaik-baiknya tuk berlibur. Selama ni Reta selalu sbuk di kantor tanpa memkirkan bahwa tubuhnya juga butuh istrahat.
Sudah waktunya bekerja lagi, Reta bangun pagi-pagi sekali karena dia tidak mau terlambat, memulai rutinitas seperti biasa. Bekerja lagi dengan penuh semangat yang baru.
Sewaktu sampai di tempat parkiran tempat kantor Reta, tiba-tiba ada mobil yang menyerobot tempat yang akan Reta pakai untuk memarkir mobilnya.
“ sialan, siapa sie ni orang, g’ tau apa gw yang duluan”
Raka turun dari mobilnya dengan gaya sok cool dan menjengkelakan dan tertawa.
“Rakaaaaaa….itu tempat gw, lo parkir tempat laen”
Raka berlalu begitu saja tanpa peduli dengan apa yang dikatakan Reta barusan,.
Dasar cowok g’ berprikemanuan, eh maksudnya berprikemanusian, amit-amit gw punya pacar kayak dia, gw sumpahi g ada cewek yang mau ama dia, baru satu hari gw masuk udah mau ngajak berantem, kapan sih tu anak tobatnya, gw sudah g sabar dengan sifat dia yang jahil n super ngeselin ini,(komat-kamit Re dalam hati).
“Ya Allah beri hambamu kekuatan tuk menghadapi semua ini, amin”.
Seperti biasa Raka selalu bikin onar, waktu Re lagi shalat Dzuhur di mushola, Raka menggambil sepatu Re dan di buang di tong sampah. Re mencari sepatunya yang hilang tapi tidak ketemu, Re sudah tidak sabar lagi, kali ini dia marah benar dengan Raka, Raka sudah keterlaluan banget, baru satu hari Gw kerja sudah dua kali dia bikin olah. Apa si yang dia ingginkan dari gw,selama ini gw g’ perah buat masalah denag dia. Kali ini Reta g’ mo lagi maafin Raka dan Raka tidak pernah disapa Re lagi, Re sudah terlanjur marah.
Raka menyesal atas apa yang dilakukannya selama ni, sebenarnya itu Cuma cara Raka untuk menggambil perhatian Re, Raka sebenarnya cinta dengan Re. Tapi ternayat apa yang dilakukan Raka selama ni salah sekarang Raka dimusuhi Re, Raka sudah coba untuk minta maaf tetapi tidak pernah dipedulikan Re. Raka sengaja membuntuti Re ke dapur dengan harapan Re mau diajak bicara.
“ Re gw mo bicara sama lo?”
“ bicara ja emang ada yang melarang yah?”
:gw serius Re gw mo minta maaf, malam ini gw tunggu lo di cafe tempat biasa kita makan, gw bakal tunggu lo sampai lo dateng”.
Re berlalu, pura-pura g’ denger, dan pergi begitu saja. Pulang kerja Re langsung pulang ke rumah, Re lupa bahwa tadi Raka ngajak dia ketemu, Re melihat jam di dinding sudah menunjukan jam 10 malam, Re berlari keluar menuju garasi mobil daan mengeluarkan mobilnya, tanpa sadar Re pergi memakai baju tidur, di mobil Re baru sadar bahwa dia memakai baju tidur.
“ astaga gw sudah gila pa, kok gw ke cafe pakek baju tidur si, tapi g’ papalah, Raka pasti sudah lama menunggu”.
Re memarkir mobilnya, dan masuk kafe mencari-cari Raka, akhirnya bertemu juga.
“ eh lo sudah gila yah, ni sudah jam berapa, mo pa lo nyuruh gw kesini, mo pa lagi, mo biking w marah lagi, belum puas lo nyakiti hati gw”. Tanpa ada titik koma lagi Re ngomong.
“ duduk dulu Re, gw mo serius bicara ma lo, yang pertama gw mo minta maaf atas ulah dan kesalahan gw selama ini, dan yang ke dua gw mau bilang bahwa gw suka lo gw cinta lo Re”.
Re diam seribu bahasa setelah mendengar apa yang barusan diucapkan Raka, Re menepuk keduda pipinya, apa gw mimpi yah, g mungkin ini nyata. Re mencubit pipi Raka, g’ ni bukan mimpi ini memang benar nyata.
“ apa Ka? Gw g’ salah dengar kan?”
“ ya Re gw suka ma lo”
“ jadi apa maksud lo selama ini, g’ mungki lo suka ma gw, bukannya lo lebih suka buat gw marah, bkin gw kesel”
“Re tatap mata gw, emang ada kebohongan apa dimata gw, gw selama ni suka bikin lo kesel itu Cuma asalan gw tuk mendapatkan perhatian lo ja Re, gw serius gw cinta ma lo, gw sudah g’ tahan memendam perasaan ini selama 2 tahun ini Re”.
Re binggung mau ngapain, Re jadi salah tingkah, g mungkin Raka suka sama gw, dia kan ganteng, pinter, banyak cewek lain yang lebih pantas tuk mendapatkan dia dan itu bukan gw. Gw juga sebenernya suka sama Raka, tapi gw sadar gw g’ sebanding dengan Raka. Re masih g’ percaya, dan Re tidak menjawab apa-apa dari tadi Cuma diam seribu bahasa.
“ Re gw lagi ngomong ma lo, lo mau kan jadi pacar gw”
“ Ka apa lo g’ salah orang, gw g’ pantas buat lo Ka, gw ni g’ sebanding dengan lo”
“ Re gw g” main-main dengan perasaan gw, gw sayang malo”
“ jujur Ka, gw juga suka ma lo, tp gw masih g percaya ja”
“ jadi diterima ni”
“ siapa bilang diterima, gw belum yakin sama lo, cz selama ni lo kan Cuma bisa biking w kesel ja”
“ jadi pa yang harus gw lakukan agar lo terima cinta gw”
“ lo harus ngomong besar-besar di café ini, bahwa lo suka gw, baru gw percaya”
“ oce, kalau itu yang lo mau, dengan suara lantang Raka mengucapkan RE……
Gw….. cinta…… lo”.
“Re tertawa, sambil menganggukan kepalanya tandanya dia terima cinta Raka”.
Setelah malam itu Re dan Raka tidak pernah berantem lagi, karena sekarang mereka sudah pacaran, tidak ada yang percaya bahwa Re dan Raka bisa jadian, karena selama ini Re dan Raka ibarat anjing dang kucing yang tidak pernah akur. Raka akhirnya lega bahwa dia suka mengkatakan apa yang harus dia katakana, jadi cinta itu tidah harus dipendam siapa tau orang yang kita suka juga suka sama kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar