Selasa, 22 Juni 2010

Kerja Keras seorang bapak Demi mencari sesuap Nasi Untuk Keluarganya

Cerpen ke-5

Nama : Rika Ariyani
Nim : 2007112116
Kelas : 6.C


Tema : seorang bapak yang menafkahi keluarganya dengan berjualan pempek di BKB.
Amanat : apa yang kita lakukan haruslah bersyukur asal yang kita kerjakan haruslah halal.
Pagi yang begitu indah menambah indah pemandangan di suasana benteng, terlihat betapa kokohnya jembatan Ampera yang berdiri bertahun-tahun yang sering digunakan oleh kendaraan mobil, motor dan lain-lain. Dimana bawah jembatan terdapat sungai yang mengalir yang disana yang terdapat kapal-kapal besar, perahu, dan lain-lain dan juga terdapat rumah-rumah rakit yang berdiri di atas sungai. Suasana BKB yang begitu ramai dipenuhi orang-orang yang berkunjung disana hanya untuk melihat pemandangan sekitar benteng sambil menghirup udara segar. Tampak di sana terlihat laki-laki separuh baya yang sedang menjajakan jualannya yang berisikan pempek yang disukai oleh masyarakat palembang, Lelaki itu berkeliling menjajakan jualannya. Hari yang mulai tampak panas terlihat di wajah bapak itu sudah mulai memerah dan keringat mulai menetes di pipinya. Sekuat tenaga ia mengangkat jualannya dan ia tidak pernah mengeluh dan malu demi untuk menghidupakan anak dan istrinya di rumah. lelaki itu menghampri rombongan anak remaja yang lagi duduk dipinggir benteng.
“ Nak mau beli pempek….”?. menawarkan kepada rombongan anak sekolah.
“ berapa pak….?”. sambil membuka plastik.
“ 700 nak……?”. Wajahnya yang ramah.
“ kami beli, pak…?”. Tangannya mulai mengambil pempek.
“ bapak tinggal dimana….? Mulutnya yang masih mengunyah.
“ di kertapati……?”.
“ jauh banget pak jualan disini…….?”.
“bagaimana lagi, nak. Untuk mencari sesuapan nasi…”.
“bapak tiap hari jualan disini……?”. Rasa penasaran.
“ya, nak disini lah tempat mencari uang. Makhlum bapak orak gak punya…?”. Wajahnya tampak sedih.
“ ya, ga apa-apa pak yang penting halal…..”.
Gak terasa jualan bapak itu mulai habis karena di hari minggu ini banyak orang yang berkunjung mulai dari anak yang kecil sampai orang besar yang berdatangan di BKB. Dirumah anak istrinya pasti sedang menunggu suaminya yang sedang berjualan mungkin mereka belum bisa makan kalau bapaknya belum pulang. Kelaparan sering mereka hadapi apabila bapaknya belum pulang dari berjualan. Jualan pempeknya telah habis, lelaki separuh baya itu mulai ingin pulang kerumah karena pasti anak dan istrinya sedang menunggunya pulang.
Rumah yang berukuran kecil yang dimana rumah itu bersejejer dengan rumah yang lain yang di penuhi orang-orang disana. Dimana tempat itu terlihat kumuh, bau sampah yang mengyerbak ke hidung yang tak layak untuk mereka tinggal, namun bagi mereka itu aja bersyukur karena bisa tinggal di sana daripada harus tidur di pinggir jalan. Lelaki separuh baya telah sampai kerumahnya. Terlihat istrinya sedang menunggunya di dalam rumah.
“ pak, lah pulang……?”. Membantu suaminya mengangkat keranjang.
“ ya, bu……….”.
“ kok cepat pulang……?”. Hatinya bertanya-tanya.
“ ya, bu hari ini jualan kita habis……?”. Raut mukanya terlihat senang.
“ Alhamdulillah…….?”. rasa bersyukur.
“pada kemana anak-anak. Kok sepi…..?”.
“maen ketentangga sebelah…?”membawa secangkir air putih.
“ ini bu, uang 50 ribu. Untuk beli beras sama lauk-lauk diwarung?”. Menyerahkan uang kepada istrinya.
“ya, pak. Ibu akan beli untuk kita hari ini..”.
“tapi bu jangan dihabisin uangnya untuk belanja besok pula. Bapak takut besok jualan kita gak habis seperti hari ini…?”. Menasehati istrinya.
“ya lah pak. Ibu ngerti…?”. Keluar menuju warung didekat rumahnya.

Terlihat keluarga itu dengan lahapnya menyantap sayur asem, lalap daun ubi dan ikan goreng dari uang hasil jerih payah suaminya berjualan di BKB dari pagi sampai siang. Hari ini mereka bersyukur bisa makan begitu enaknya karena biasa mereka makan apa adanya dan kadang mereka tidak makan sebelum menunggu bapaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar