Sabtu, 26 Juni 2010

KUGAPAI MIMPIKU
By: Yuni Leswita


Indah aku biasa dipanggila, Indah bercita-cita menjadi seoarng guru karena tugas guru sangat mulia. Tidak ada orang yang lebih hebat di dunia ini kalau tidak ada guru. Kata- kata itu yang selalu Indah inggat, karena mendengar kata itu Indah inggin menjai guru. Setelah tamat Sekolah Menengah Tinggkat Atas (SMA). Indah sekarang bekerja, karena Indah tidak ada uang untuk kuliah maka dari itu Indah menggumpulkan uang utuk tetap bisa kuliah. Indah tinggal bersama neneknya yang sudah tua. Mereka hidup mengandalkan uang pensiunan neneknya. Anah dan ibu indah meninggal karena kecelakaan kereta api. Indah anak semata wayang, dari usia sepuluh tahun Indah tinggal bersama neneknya.
Sebenarnya Indah pengen sekali kuliah, tetapi tidak ada biaya, jadi Indah memutuskan untuk bekerja, sekarang Indah bekerja di rumah makan, walaupun g’ seberapa gajinya Indah berharap Indah tetap bisa menabung dan kuliah. Gaji di rumah makan cukup untuk makan saja, jadi indah memutuskan untuk mencari pekejaan yang lain, Indah melamar pekerjaan kesana-kemari tetapi tidak ada satupun yang menerima surat lamarannya. Apalah arti ijazah SMA, jaman sekarang jangankan anak yang Cuma tamat SMA, anak yang sudah S1 pun masih banyak yang nganggur. Tetapi Indah tidak pernah patah semgat, satu keingginannya yaitu menjadi seorang guru, jadi Indah tetap semangat mencari pekerjaan.
Indah menengar dari temennya ada perusahaan notaries yang bari dibuka, kebetulan SMA dulu Indah jurusan notaries, jadi Indah memutuskan untuk memasukkan surat lamaran. Alhamduliah ternyata mendapat panggilan, setelah diinterviu Indah dinyatakan lulus, Indah sangat senang. Sesampai di rumah Indah langsung mencium neneknya.
“ nek tau g’ Indah hari ini ada kabar baik nek”
“ ada apa Indah, Indah lagi dapat apa?”
“ Indah diterima kerja nek, sekrang Indah kerja, jadi Indah bisa kuliah nek”
“ alhamdulilah, kamu harus bersyukur Ndah, jadi kamu bisa kerja sekarang”
“ iya nek”.
Hari ini Indah sudah mulai kerja, hari pertama kerja Indah dimarahi bos, maklum hari pertama, tetapi hal itu tidak membuat indah patah semangat, Indah memperbaiki semua kesalahan yang Indah buat. Segera Indah mengganti semua yang salah. Tenyata semua bisa Indah lewati, sudah waktunya pulang kerja, Indah langsung pulang ke rumah. Sudah setahun indah bekerja, semua dilewati tidak terasa, waktunya penerimaan mahasiswa baru, Indah juga ikutan mendaftar menjadi mahasisawa baru, tetapi Indah menggambil yang kuliah non regular, karena indah harus tetap kerja untuk membiayai kuliahnya. Indah menggambil kuliah di PGRI jurusan bahasa Indonsia. Sejak SMA Indah menyukai pelajaran bahasa Indonesia.
Walaupun banyak yang memandang sebelah mata jurusan bahasa Indonesia, tetapi Indah tidak pernah peduli dengan apa yang mereka bicarakan, toh bahasa nasional kita kan bahasa Indonesia. Indah akan buktikan bahwa jurusan bahasa Indonesia bukanlah jurusan yang jelek, dan tidak semudah yang mereka bayangkan pelajaran bahasa Indonesia itu.
Pulang kuliah Indah menaik angkot, Indah duduk di dekat seorang lelaki, tak lama kemudian laki-laki itu mengajak Indah berbincang.
“ kuliah yah?”
“ yupz”
“ di mana?”
“ PGRI”
“ jurusan?”
“ bahasa Indonesia”
Laki-laki itu tersenyum, g tau mengapa dia tensenyum apakah mengejek atau memang ada yang lucu, tetap nenek selalu menginggatka Indah bahwa kita tidak boleh negative tingking dengan orang, kata-kata nenek ini selalu Indah inggat. Indah tidak peduli dengan laki-laki di sebekah Indah, tak lama kemudain dia berbicara.
“kenapa ambil jurusan bahasa Indonesia, kenapa g’ bahasa Inggris aja?”
“emang ada yang melarang yah, ada undang-undangnya, tidak boleh ambil jurusan bahasa Indonesia?”
“ g ada sie, yah kan bahasa Indonesia sudah tau semua, secara bahasa kita sendiri napa harus dipelajari?”
“ emang salah yah mempelajari bahasa sendiri, ywd yah g penting juga lo ngurusi gw, sapa lo gitu?”
“ oya, kita belum kenalan, nama aku Rian, nama kamu siapa?”
“ gw Indah”.
Rian meminta number hp Indah, Indah tidak mengubrisnya karena masih jengkel, enak aja sudah ngata-ngatain mo minta numb hp. Ih g tau diri banget yah ni cowok, g’ tau pa gw masih jengkel ma dia. Pulang kuliah sesampai di rumah Indah masih menggerutu, nenek mengajak Indah makan, tapi Indah tidak menghiraukannya.
“ Ndah, kita makan dulu”
“ entar neng, Indah masih kesel”
“ kesel kenapa Ndah, cerita sama nenek”
“ tadi itu nek, sewaktu Indah mo pulang, Indah ketemu ma cowok, g’ taunya dia ngata-ngatain Indah, masak dia bilang jurusan bahasa Indonesia itu tidak kredibel?”
“Ndah intinya kita itu harus lebi sabar dan tetap semangat, g semua orang suka sama kita, mending sekarang Indah makan dulu.”
Indah dan nenek sudah selesai makan, setelah makan Indah mengerjakan tugas, walaupun baru hari pertama kuliah, tetapi sudah banyak tugas. Ke esokan harinya Indah kuliah di kampus Indah bertemu dengan lelaki yang ditemuinya kemaren, tenyata mereka satu kelas, satu jurusa, apa maksudnya yah kemaren memojokkan aku. Indah bertanya-tanya dalam hati, inggin sekali dia mengajak lelaki itu untuk berbicara, tetapi masih ada dosen. Setelah dosennya keluar Indah mendekati lelaki itu.
“ hei lo, ternyata lo kuliah di sini juga yah, apa maksud lo bicara kayak gitu kemaren?”
“gw dah nama, nama gw Rian, gw g’ dah maksud apa-apa, guma pengen tau aja sejauh mana lo cinta dengan bahasa lo sendiri, setau gw anak yang masuk jurusan bahasa Indoneisa ini Cuma mau menghindari jurusan lain ja, seperti jurusan bahasa Inggris, jurusan Matematika, eh g taunya lo memang serius untuk masuk jurusan ini”
“ ya iyalah, masak gw main-main.”
Setelah berbicara dua mata, Indah tidak penasaran lagi, Indah kemudian berlalu begitu saja, Indah tertawa ternyata laki-laki ini Cuma mo ngetes Indah aja, g’ yang Indah tetap hepy. Walaupun banyak yang melecehan jurusan bahasa Indonesia, Indah sedikitpun tidak gentar, satu cita-cita Indah menjadi guru bahasa Indonesia.
Akan ku gapai mimpiku, walau banyak rintangan, aku tetap harus jadi guru, guru bahasa Indonesai, cayo…. Guru bahasa Indoneisa, tetap semangat teruskan perjuangan, cerdaskan anak bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar