Selasa, 22 Juni 2010

Persahabatan Yang Retak

Cerpen ke-2

Nama : Rika Ariyani
Nim : 2007112116
Kelas : 6.C

Tema : persahabatan yang retak hanya karena cowok.
Amanat : yakinlah bahwa sahabat itu sangat berarti bagi kita.





Suasana begitu indah di tepi pantai Bali. Aku dan teman-teman merayakan hari ulangtahun sahabatku vika namanya yang dipanggil sehari-hari. Vika adalah sahabatku dari SMP hingga sampai kuliah sekarang ini. Dia begitu baik kepadaku dikala aku sedang mendapat masalah dia selalu membantuku dan kami selalu bersama-sama kadang pakaian kami pun berdua selalu sama seperti saudara yang tak terpisahkan. Acara diadakan malam hari yang begitu indah apalagi diiringi dengan kembang api yang bertaburan di atas langit, bersorak-sorak suara tamu yang berkunjung disana. Kami merayakan party itu bersama-sama teman-teman dekatku dan kekuarga vika yang telah ku anggap seperti orangtua angkatku sendiri. Disaat waktu telah ditunggu-tunggu untuk meniup lilin, vika bila belum mau untuk meniup lilin yang telah berangka 20.
“vi.., pa lum tiup lilinya….?”. jawab aku
“ntar tunggu haikal dulu datang. Baru tiup lilinnya…..”.
“ya ampun, vi bukannya haikal masih di luar kota….?.
“gak, Put dia udah pulang dari bandung. ntar lagi kesini haikalnya. Jadi kita tunggu dia dulunya..?. melihat arah jam ditangannya.
Haikal adalah pacarnya vika dan aku udah lama mengenal lama cowoknya karena haikal juga teman sekelasku dikampus. Vika sangat begitu sayang dengan cowoknya dan sampai-sampai aku sangai iri pada hubungan mereka yang berjalan dengan baik. Sebaliknya dengan aku sangat berbeda selalu putus terus dan apalagi orangtuaku belum boleh menyuruh aku pacaran saat ini kalau belum menyelesaikan kuliah. Sosok seorang haikal sangat baik, pintar, cool, dan seseorang yang romantis. Itulah vika selalu menyayanginya dan vika udah janji haikal yang terakhir dalam hidupnya nanti dan ia sedih bila harus kehilangan haikal walaupun hubungan mereka belum lama. Vika sangat mencintai haikal yang menurut aku vika terlalu berlebih-lebihan aku melihat sahabatku ini dan aku pun kadang pusing setiap hari mendengar vika selalu bercerita tentang haikal kalau sedang makan dikantin. Apalagi saat seperti ini ia sangat berharap besar menunggu pacarnya datang diacara ulangtahunnya. Saat bersamaan tiba-tiba tampak sesosok cowok berwajah manis datang menghampiri vika dengan membawa sebuah kotak kecil.
“happy birthday, sayang…..?”. selintas matanya menatapku..
“makasih, kal akhirnya kamu datang juga…?. Rasa kebahagian yang memancar dari wajahnya.
“ayo, vi tiup lilinya…….? Memanggil sahabatnya.
“ya, put….”. langsung segera meniup lilin dan menyuapin kue kepada kedua orangtuanya, aku dan haikal.
Acara yang begitu ramai di tepi pantai dan angin yang bertiup sepoi-sepoi menanbah dingin dimalam hari dan aku lihat semua tamu-tamu undangan sedang mencicipi makanan dan aku lihat vika sedang asyik ngobrol dengan haikal dan gak tahu perasaan ini ingin cepat meninggalkan mereka.
“put, mau kemana….?”.
“mau jalan-jalan dulu kepinggir pantai lihat suasana indah dimalam hari..?”. berlalu meninggalkan pasangan yang sedang memadu kasih.
“ya, udah hati-hati saja, put…?. Memanggil kejauhan.
Aku menuju di pinggir pantai dan sekali-kali kakiku injak di air dan aku lihat di sebelahku terdapat pasangan yang sedang pacaran dan kuanggap aja mereka gak ada disekelilingku. Disana terdapat tempat duduk dan akupun segera kesana. Saat aku sedang memperhatikan bulan yang ada di atas langit. Aku merasa ada seseorang duduk disebelahku dan memanggil namaku.
“put, lagi ngapain disini…?”.
“ah…lagi pingin sendirian aj. Oh ya, kemana vikanya…?”. Sejenak aku terkejut melihat haikal ada disebelahku.
“ vika lagi ngobrol dengan keluarganya”.
“Oh, gitunya…”. Perasaan apa yang membuat aku grogi dekat dengan dia saat ini.
“put, sebenarnya aku pingin ngomong sesuatu dengan kamu. Mungkin waktu inilah yang tepat untuk ngomong dengan kamu…?.” Dengan penuh keyakinan.
“ ngomong apa kal….?”. rasa penasaraan yang mendalam.
“ jujur put, sebenarnya aku cinta ama kamu”.
“apa…..?”. terserentak terkejut.
“benar, put aku gak bisa membohongi perasaanku ini. Bahwa aku suka ama kamu dari dulu”.
“ jadi hubungan kamu dengan vika selama ini, apa…..?”. mulai menunjukakn rasa emosi yang tinggi.
“ put, memang sebenarnya aku yang salah. Ngapa dari dulu aku gak mengatakan cinta ini sama kamu karena aku lihat kamu selalu cuek dengan aku. Apalagi dikampus kamu selalu sibuk gak ada waktu untuk ngobrol…?”. Matanya yang begitu tajam menatapku.
“kal, sebenarnya aku juga gak bisa membohong perasaan ku. Aku juga punya perasaan dengan kamu. Namun aku juga mempunyai sahabat baik, vika selalu setia menjadi temanku sampai saat ini dan apalagi kamu dengan vika telah jadian, betapa teganya aku menyakitkan sahabatku sendiri yang aku tahu dia sangat mencintaimu…?”. Raut wajah yang tersendu.
“put, aku yang salah kalau vika tahu aku telah menyakitkannya seperti ini. Tetapi dengan tidak seperti ini aku tidak bisa mengenal kamu lebih dekat dan juga sebenarnya aku tidak mencintai vika melainkan kamu…?”. Sambil memegang tangannya.
“berarti selama ini kamu hanya mempermainkan vika dan tak kusangka teganya kamu menyakitkan dia. Sahabat ku sendiri…?” . Merontak melepaskan dari tangannya

Saat kami sedang berbicara yang begitu serius tak menghiraukan kalau di belakang kami berdiri seorang vika yang airmatanya mulai berkaca-kaca. Mungkin ia mendengar apa yang akau bicarakan dengan haikal tadi.
“oh…jadi ini cara kalian berdua.?”. airmatanya mulai mengalir .
“vi, jangan salah paham dulu…?”. Menghampiri sahabatnya.
“put kamu tega menyakitkan aku sahabat kamu sendiri….?”. Marahnya yang begitu besar yang meluap-luap.
“vi, dia gak salah….?”.
“diam kamu haikal, aku benci kamu dan kalian berdua tega menyakitkan aku…?”. Menampar pemuda itu.
“vi, maafkan aku…..?”. pelan-pelan airmatanya mengalir.
“tiada kata maaf lagi untuk kalian berdua. Dan kau putri mulai sekarang bukan sahabatku lagi mulai saat ini aku udah benci sama kamu ….?” .matanya yang tajam menatapku.
“ vi, kita ngomong cara baik. Jangan seperti ini..?’.
“gak ada yang diomongi lagi kal dan mulai sekarang ini kita putus gak usah ganggu aku lagi dan sekarang aku sadar telah salah menilai kalian berdua selama ini….?”. berlari meninggalkan mereka berdua.
“vi…….?”. suara yang memekik kencang. Namun tak dihiraukan, dari kejauhan ia mulai menghilang.
“ put, sudahlah. Biarlah ia tenang dulu…?”.
“ kal. Ini semua gara-gara kamu…?.”. pelan-pelan meninggalkan pemuda itu seorang diri.
Sesampai dikamar aku langsung menelpon dan ingin mengatakan pada vika kalau apa yang didengar olehnya tadi tuh salah paham tapi sepertinya ia udah benci sama aku karena hpnya beberapa kali aku telepon gak diangkatnya sama sekali. Airmataku mulai menangis bila teringat Sahabatku vika. Ia tega memutuskan persahabatan terjalin selama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar