Minggu, 27 Juni 2010

Kenangan Indah Bersamanya Telah Meninggalkan Duka di Hati Anak dan Istrinya

Nama : Amalia Sari
Nim : 2007112111
Kelas : VI.C

Tema : Menceritakan tentang seorang ayah yang telah meninggal dunia di usia senja
Karena mengidap penyakit lever yang memberikan kenangan duka di hati istri
Dan keempat anaknya.
Amanat : Mengajarkan kita agar selalu tegar dan tabah dalam menghadapi cobaan
Apapun yang melanda termasuk itu kehilangan seorang figur bapak yang telah
Membesarkan kita karena yang ada di dunia ini termasuk manusia akan kembali
Kepada Allah SWT.


Kenangan Indah Bersamanya Telah Meninggalkan Duka Di Hati Anak dan Istrinya
Keluarga harmonis ini merupakan salah satu yang serba berkecukupan sebut saja Pak Riantono dan istrinya Ellena keempat anaknya terdiri dari dua laki- laki dan dua perempuan. Anak pertama bernama Buyung dan anak kedua bernama Andrian serta anak ketika Eva dan terakhir Evi. Anak pertama Buyung sudah bekerja di pelayaran dan anak keduanya adrian telah menjadi seorang anggota aparat keamanaan, anak ketiga sudah menyelesaikan studinya di salah satu universitas swasta di sumatera selatan jurusan perhotelan serta anak yang terakhir masih menyelesaikan studinya di universitas negeri di sumatera selatan jurusan listrik.
Kisah ini memang dari kehidupan nyata dari sebuah keluarga yang bahagia. Laki-laki yang kerap kali di pnggil Ayah ini merupakan seorang ABRI dia di kenal orang yang ramah, sopan dan suka membantu sesamanya di lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Ayah atau Pak Riantono ini dalam kehidupan sehari- hari sangat pandai bergaul bersama kerabat tetangga serta keluarganya selain dia memiliki sifat sopan, jujur, dan tenggang rasa di lingkungan tempat tinggalnya sekitar dia juga merupakan sosok ayah yang pandai mendidik keempat anaknya yang kerap kali membuat jengkel dirinya. Ayah panggilan kesayangannya di lingkungan tempat tinggalnya dan di lingkungan keluarganya. Kegiatannya sehari- hari kerap kali di isi dengan kesibukan memasak yang menjadi hobbynya selain memasak dia juga suka sekali bercocok tanam yaitu di antaranya menanam pisang, sayur – mayur sampai dengan tanaman karet yang merupakan salah satu bercocok tanam yang menambah penghasilannya,
Suatu ketika di saat dia menghadapi masa- masa sulit menghadapi cobaan yang mengadangnya yaitu istrinya yang bernama Ellena mengalami sakit darah tinggi dia pun sedih manakalah melihat di depan matanya istrinya terbaring di tenpat tidur salah satu rumah sakit di sumatera selatan. Laki-laki ini memeluk agama nasrani dia di kenal sangat kuat agamanya tiap minggu dia kerap kali mendatangi gereja di dekat tempat tinggalnya perumnas kendaraan yang paling dia senangi adalah sebuah sepeda motor tua tapi masih terlihat bagus dengan sebuah lonceng kecil yang menghapit serta menempel di bawah jok motornya entah apa yang dia tempel itu tetapi selama benda kesayanganya itu masih menempel di kendaraan yang kerap kali di gunakannya untuk rutinitas pekerjaannya sehari- hari. Ketika istrinya sakit dia pun mencoba menjaga dan menunggui bersama kedua anak gadisnya yang bernama Eva dan Evi. Istrinya pun dalam minggu kedua kembali sehat dan bangkit dari sakitnya seketika hati Ayah pun senang manakalah istri dan ibunya telah siuman dan sembuh dari sakitnya. Ibu Ellena di bawa ke rumahnya bersama kedua anak gadisnya. Kebersamaanpun kerap kali mengisi keluarga harmonis ini dengan penuh kehangatan dan perhatian.
Satu bulan pun telah berlalu kondisi Ibu Ellena kembali sehat dan dapat berjalan serta mengikuti rutinitasnya sehari- hari dengan baik. Sampai pada tibanya dia kembali menghadapi sebuah cobaan yang tak terduga manakala suaminya pun yang kemudian menggantikannya masuk rumah sakit Benteng karena terdiaknosa mengalami sakit lever. Ayah pun di antar ke rumah sakit . Dia mengalami kondisi yang keritis karena tiap hari harus mendapat asupan darah dari rumah sakit, padahal Riantono atau yang kerap kali di sebut ” Ayah ” nama panggilan kesayangannya terlihat sehat bugar setiap hari. Keluarga, tetangga, serta kerabatnya tidak menyangka sama sekali dia mengalami penyakit lever.
Dua minggu lamanya dia berada di rumah sakit Benteng kondisinya semakin membaik dan sampai pada saatnya pada hari sabtu sore dia mengalami keritis karena dia kembali muntah darah pihak rumah sakit kehabisan darah. Dokterpun menyuruh pihak keluarga untuk mencari darah dari PMI. Anak laki- laki yang pertama dan kedua masih bekerja sehingga anak gadisnya bernama Eva yang segera meluncur dengan menggunakan kendaraan sepeda motor mencari darah buat sang Ayah. Istrinya pun bersama anak bungsunya Evi menunggui Ayah yang mengalami kondisi keritis di saat- saat terakhirnya menghembuskan nafasnya. Sedih teriris hati manakala Ayahnya tak dapat terselamatkan lagi dan dia menghembuskan nafasnya terakhir kali di rumah sakit Benteng. Anak perempuannya yang ketiga Eva pun menangis manakala dia mendapat sebuah kabar dari telpon bahwa Ayahnya telah meninggal dunia. Dia pun bergegas pulang ke rumah sakit melihat adik dan Ibunya telah menagis di depan mayat Ayahnya. Jenaza pun di antarkan ke rumahnya di daerah perumnas sako. Dengan di bawa oleh kendaraan ambulan dia pun mengiringi mobil jenazah itu dari belakang. Hatinya teriris manakala kepergian Ayahnya dia tidak melihat detik- detik terakhirnya. Hanya sebuah kenangan indah manakala Ayahnya saat- saat di rumah sakit dia meminta sebuah baju baru dan kaca mata serta sebuah coklat keinginan itu pun belum tercapai karena di usia senjanya telah meninggal dunia dia pun teringat kembali hal yang membuatnya mengiris hati ketika Ayahnya mencoba meminum minuman bergas yang sangat jelas di larang pihak rumah sakit. Eva pun sedih mengingat itu di saat dia tidak menjaga ayahnya di rumah sakit ada seorang pembesuk yang meminjamkan uang untuk mmbeli minuman itu dia pun membanting minuman itu lalu memarahi orang tersebut dan memarahi Ayahnya. Kenangan itu yang tidak bisa di lupakannya pada saat dia menjaga Ayahnya. Dan Pak Riantono pun meninggal dunia di usia 71 tahun. Keesokan harinya dia di makamkan di Talang Kerikil dan berpulanglah dia Disisi Tuhannya dengan tenang. Hanya kenangan indah yang menjadi ingatan keluarganya tenteng sosok Ayang yang dicintai dan di sayanginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar