Jumat, 25 Juni 2010

Dasar Gila

Naskah Drama

(Henny SeptiriantiI
(2000711211)

Di ruangan berdinding putih yang hanya ada satu jendela. Udara masuk hanya sedikit hingga ruangan terasa pengap. Lelaki yang duduk di depanku ini adalah orang yang selalu merasa terancam. Namanya Putra, namun ia sering mengaku namanya bukan Putra. Kadang namanya Budi, Riko, bahkan nama-nama sayuran yang aneh misalnya buncis, terong, bayam. Sudah 1 tahun ia menjadi penghuni di rumah sakit jiwa ini. Dulunya ia seorang sniper yang selalu diajarkan untuk waspada. Pekerjaannya adalah membunuh musuh. Karena tertekan dengan pekerjaannya, ia menjadi stress.
Namaku Rian. Sudah 3 tahun aku bekerja sebagai psikolog di rumah sakit jiwa ini. Tugasku adalah mewawancarai pasien-pasien seperti Putra. Dan kali ini aku pun wawancarai dia.
Rian: “Boleh aku tahu siapa namamu ?” (dengan tenang)
Putra: “Untuk apa kau mau tahu namaku ?“ (dengan hati-hati)
Rian: “Aku adalah temanmu.”
Putra: “Apakah aku bisa mempercayaimu? Jangan-jangan kau adalah musuhku.”
Rian: “Tenang saja. Kau dapat mempercayai aku.” (dengan nada meyakinkan).
Putra: “Namaku Dika.”
Rian: “Apakah aku boleh tahu apa misimu kali ini ?”
Putra: “Benar, kau ingin tahu ?” (sambil menyelidiki)
Rian: “Ya. Kali ini aku ingin tahu apa misimu ?” (agak sedikit mendesak).

Aku meyakinkan dia dengan pandangan mataku yang tak kulepas dari matanya. Aku ingin tahu tahu khayalannya kali ini. Lalu dia membisikkan sebuah misi di telingaku, . pelan agar tak ada orang yang mendengar. Lalu kembali ke tempat duduk masing-masing.
Rian: “Kau terjebak. Kau telah mengakui misimu…kau gagal, aku adlah orang dari pihak musuhmu. Kau haru bunuh diri. Misimu gagal.” (sambil tertawa).
Putra: (marah dan sambil mencoba mencekik Rian) “Kalau begitu kau harus mati. Kau harus mati.”
Rian: “Perawat. Perawat.” (sambil berusaha melepaskan tangannya di leher.

Dua perawat pun datang. Dan membantu aku melepaskan diri dari Putra yang gila. Lalu aku langsung pergi ke ruangan Dokter kepala bersama perawat.
Dokter kepala: “Apa yang terjadi ?”
Rian: “Orang gila itu menyerangku.” (sambil marah)
Dokter Kepala: “Memang apa yang kau lakukan ?”
Rian: “Aku hanya menanyakan apa misinya kali ini. Lalu kubilang aku adalah musuhnya. Dan orang gila itu langsung menyerangku.”
Dokter Kepala: “Kau tidak boleh melakukan itu. Semuanya bisa membahayakan dirimu dan dirinya. Kali ini kau sungguh keterlaluan.”
Rian: “Tapi dok?”
Dokter Kepala: “Kau dipecat. Kau tidak boleh melakukan wawancara lagi.” (dengan tegas).
Rian: “Dokter terlalu. Aku Cuma melakukan kesalahan kecil kenapa aku haru dipecat.” (sambil marah lalu keluar ruangan)
Dokter Kepala: “Perawat tolong anda jaga Rian. Jangan sampai ia melakukan wawancara kepapda teman-temannya.” (perintah dokter kepada perawat).
Perawat: “Baik Dok. Tapi bagaimana perkembangan Rian sekarang?”
Dokter Kepala: “Masih seperti biasa selalu menganggap dirinya Psikiater”.
Perawat: (sambil keluar ruangan dokter kepala) “HUH.. dasar orang gila”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar